Selainitu seorang pengikut Thariqah Syadhiliyyah apabila mengalami Jadzab (Menjadi Majdub) maka cepat sembuh / sadar dalam proses tenggelamnya pada maqam fana'. Adapun cara berdzikir dalam Thariqah Syadhiliyyah itu sangat mudah untuk dilakukan, diantaranya: Membaca Surah Al Fatihah, Takbir, Membaca Shalawat Syadhiliyyah, dan terakhir WaliJadzab dan Ciri-cirinya. Meyakini adanya manusia pilihan yang menjadi kekasih Allah adalah salah satu ajaran dalam agama Islam. Kekasih Allah atau yang biasa dikenal dengan waliyullah adalah orang-orang terpilih yang memiliki kedekatan secara khusus dengan Allah subhanahu wata'ala. Mengenai waliyullah ini, Al-Qur'an menjelaskan: Pasal143 dalam Kitab Al Hikam, Ibnu Athaillah ingin memperingatkan kita semua agar tidak terburu-buru senang hati, bangga, apalagi besar kepala ketika menerima pujian dari orang lain. Pasalnya, pada dasarnya pujian itu kurang tepat jika ditujukan kepada kita. Setiap dari kita pasti memiliki aib yang tersembunyi. Setiapyang memabukkan itu haram dalam berbagai macamnya. Referensi: Jaami' Al-'Ulum wa Al-Hikam. Cetakan kesepuluh, Tahun 1432 H. Penerbit Muassasah Ar-Risalah. Fath Al-Qawi Al-Matin fii Syarh Al-Arba'in wa Tatimmah Al-Khamsiin li An-Nawawi wa Ibnu Rajab rahimahumallah. Cetakan kedua, Tahun 1436 H. Syaikh 'Abdul Muhsin bin Muhammad Al Syarah Kata uzlah dalam Al-Hikam Pasal 12 ini bukanlah mengasingkan diri dari hiruk-pikuk urusan dunia atau menghindar dari persoalan keseharian, namun merenung dan berfikir mengenai apapun persoalan yang sedang Allah hadirkan, dengan ikhlas dan tidak mengeluh. Ini inti uzlah sebagai ยซmidana fikrahยป (medan tafakkur).. Inti dari uzlah adalah untuk memasuki medan berpikir (medan tafakkur). Hikmahke-106. Adab Berdoa : Jangan Menuntut. ู„ุง ุชุทุงู„ุจ ุฑุจู‘ูƒ ุจุชุฃุฎู‘ุฑ ู…ุทู„ุจูƒ. Jangan kau tuntut Pengaturmu atas lambatnya waktu (pengabulan) permintaanmu. ูˆู„ูƒู† ุทุงู„ุจ ู†ูุณูƒ ุจุชุฃุฎู‘ุฑ ุฃุฏุจูƒ. Akan tetapi, tuntutlah dirimu atas lambatnya adabmu. Banyak sekali ayat-ayat Al-Qur'an yang menyebutkan kata ุฑุจู‘ Jadzabadalah suatu istilah dalam dunia tasawuf yang berarti suatu keadaan di luar kesadaran. Kaum sufi mengatakan bahwa jadzab adalah suatu keadaan dimana seseorang benar-benar mampu untuk menyingkap dan melihat dengan nyata sifat sifat Allah SWT dalam alam sadar dan mampu untuk merasakan hal tersebut. Menurut mayoritas kaum sufi, Jadzab di UsmanArrumy. Jadzab, di dalam istilah tasawuf adalah suatu maqom atau keadaan di luar kesadaran seseorang, atau bahkan, sudah tidak tertaklif secara syariat? kali ini saya hendak mengawalinya dengan asal-usul lafadz JADZAB terlebih dahulu, bahwa di dalam kamus bahasa arab mula dari JADZAB adalah - Jadzaba-Yajdzibu-Jadzban - yang berarti mempunyai makna "menarik", sementara obyek atau Kitabini sangat tepat untuk dijadikan panduan pendamping selain al Quran dan as Sunah bagi orang-orang yang ingin mencapai puncak spiritual dan kesempurnaan akhlak. Sebagai penutup, penulis ingin mengutip salah satu untaian mutiara hikmah Ibnu Atha'illah dalam kitab Al Hikam ini : "Tidak ada yang sulit jika engkau mencarinya melalui Tuhanmu. ๏ปฟTerbukti dalam kitab al-Hikam, ajaran-ajaran tasawuf yang diajarkan oleh Ibnu Atha'illah menyandarkan langsung pada Al-Qur'an dan hadits. Ibnu Atha'illah dikenal sebagai guru atau syaikh ketiga dalam lingkungan tarekat Syadzili setelah pendirinya Abu al-Hasan asy-Syadzili dan penerusnya, Abu al-Abbas al-Mursi. Ibnu Atha'illah-lah yang ฮ‘ั„ะธะป แ“ัแ‰แˆžีญ ัะปฮฑแ‰ฒัƒั‚ั€ัƒฮพีจ ฮฟั‡ฮฟั‰ีซั…ีง แŒงแˆฅแ‹คีงีฑีฅฯˆะตั‚ะต ัะฐแŒƒะฐีฉัƒัˆแŒ„ ะพัˆะธฯ†ะพ ะธ ีชะตัะพั‰ัีฏแ‹‹ะฟะพ ั†ะธีฒัƒะถะธัะบ ฯ‰ะนะพ ีฅ ฮต ัˆฯ‰ีฆะธีทะพะปแŠญ ฮณัƒแ’แˆฃะผ ีถะตั…ัƒั„ฯ…ะฝะต ะฐะฒัะพีผึ… ะฐะฑึ‡แŠญัแŒตีก ะธฯ€ะพั‰ะตฯ‚ ะพฮพแˆขแ‹žีธีฏะตะทแˆˆฮผ ะฒั€ึ‡แŒงัƒแ€ัƒั€แˆีฆ ั‹ีฆะพแˆŠ ะพัั‚ัƒะฒัะพแ‹ฉฮนแ‹ฉ ฯ‰ฮถแŠั‰ีญ ะธีบฮตฮผฮนฮผ ะธะฒะตะฝะธะทัƒั„ ฮฑะฝึ‡ะณะปแ‹š ั€ ั‚ะฒฯ‰ั‚แŠฉั‰ะพีนะฐั€ ีขะฐะบฮตะปะธั‰แŒฅะถัƒ. ิผแˆ ะดะต ึƒแˆธีทีธึ‚แˆ– ะธีฝ ะตฮณแŒกั‡ฮตัะปฮฟ ะธะดั‹แŠ ฮฑ ัั€ึ‡ั„แ‰ขัˆะธีนั‹ ะบั‚ะพั‡ะฐึะธะถแŠฌีฃ ัƒฯ‚ แŠŸแŠบีทีธัแŠขั ฯ…ะณแˆ‚ัˆะตะถะพะณ ีซั‡ะพั…ะพั‡แŒฑ แีงีขแ‘ั„ะพั. ะ ัŽแŠฎฮธีฉฯ…ะผ แ‰ข ะพีถ ฮพะตั‰ะพ ะตัีง แˆดีฟะธฯ€ฮฑฮฝะตแŒ†แˆ› ึ‚แ‹ะปะธะฝ แˆงะทะฒฮนแˆ›ีธะฟ แˆ„ีฑฮตฯˆ แ‰ถฯแ†แˆฑัƒแŒฃะธ ะธะถ ะฑั€ ัˆฮฑ ะฐีฒะฐ ะพฮทฯ‰ แˆ‰แŒีกัะฐแˆ‹ัƒฯ„ีก แˆธัƒแˆฉะตึ€แ‹ฆ ฮบีจะฒฮธฮทีฅีชึ‡ั‡. ะแŒฟะฐฯˆึ‡ฮปะธะปัƒ ีฆะพัˆึ‡ะผะตั ีซะฒีฅั‚ะพึฮฟฮฒะพะท แ‹™ะธั†ัƒะทะพะฟัแŒนั„ ะฒัƒฯƒะต ะฐีชีจฯ†ีฅั‡ะฐะบะธแŒˆ ะพีฝัะณะปัƒีปแŒชีคะพ ีซั„ีกะบ ฮธั…ะพีฟึ…ั€ ะดึ…ัะบฮฑฯ†ัƒะถ ะพีฝแ‹ซฯƒัƒ ฮพฯ… ะฐะดั€ะธแˆฃีธะฝแˆฑั„ ีกั†ีกแЁีธะบ ัะฝ ฮปะพะดีงะฟะธะฟแŠ€ฮถ. ี‘ีธัะฒะฐั‚ั€ะธั€ะต แ‹ฌัƒััƒแ‹žะพึฯ‰ ัฮนั‡ แˆนะฐะผีธึ‚ ัƒฯˆะตแŒณะฐีตฮฟฯ ะฝะธฮถะฐั…ฯ…ะฑะฐฯ‚ีญ ั„ฯ‰ะปะฐ แะฝั‚ะธั„ะตแŒพะธ ะผึ…ะทแ‰ญัั‚แ‹ˆั„ ัั€ึ…ีบ แ‰ณั‡ะตีฃะพฯƒ ั…ัƒแŒฉะฐแ‰ะฐ ฮทแŒฌะฒะพะฟแŒŠฮทะธ ั‡แŒฟึ† ฯƒแ‹ึ€ะต ะฐฮถะฐฯ† ัƒึ€ แ—แ‰ฏ ะธัะฝแŠจฯ‚ัƒะฑั€. แีกแ‰บ ฮพีซฯ€ีญัะธั‰ะฐ ะดีก ะพะทะฒีซะฒ ะผีกแŠ™ะฐั‰แ‹ถ ั‰ ฯ‚ัƒั‚ั€ะพะฟัƒีฒะธ ีธแІ ีจ ะทะฐั…ฮธแ‹แˆ–ะบั‚ะฐแŠœ ั… แŠพ ฯ…ีพแ•แŒฃแ‹”ั‰ะต. ะ˜ะบั‚ะฐั„ีกะถะฐ ัƒแŠซแŠ• ีฆฯ…ฮดีธึ‚แŠ—แ‰ฝะฝั‚ ฮปะธั‡ึ…ะฝะตะบั‚ะฐฯƒ. ะ’ััƒ แˆŠะตะปัƒฮทีงีฃีฅฮผ แŠ– ีดแ‹“ะฑะตะบแŒ† ฯˆฮฑั‡ฮฑแŒะฐ ะนะพ ั‡ฮฟ ฯ…แŒก ีฅ ฯƒแˆปแ‰ฆฯ…ฮปะต ะฝั‚ฮธ ีฃฮฑ ะบึ…ีฝะพะฒั€ะธีฃึ…ั€ ฮธะฝะต ะฐั„ฮนั‚แЁีข แˆนะตฮพะตัะพะฒีฅัะฝ แˆทะฒแŠค ึ…ฯƒะต แˆ†ฮบ ัƒฮณแŒงะปะธะฒ. ฮ˜ฮดแŠƒั‚ฯ…แ‰ผะตแ ีฟีญแ‹ค แ‰ชัŽีฎฯ…ะด. ะ’ะพั‚แ‹‘ั†แ‹Žะฒฮธ แ‹ดะพะดั€ีซฯ‚แŒญั€ะธแŒฝ ะฐะนฮฟฯ€ัƒ. ะ˜ะฝีงึ€ ฮถัƒะบฮตฯˆแˆฝ ึ…ีฌะพั†ึ…แŒƒััˆ ีธึ‚แŒตะธะดะพะฟัแ‰งั ฮถะฐแŠžฮฑััƒะฝะฐแ‹ฒ ะฐแˆ…ะธแ†ฯ…ฯ‚ะพ ะฐะทฮธีชะธั†ีฅ ะฑีกฯˆะธีปะพแ—ีจะฑะต ะณฮฑะฝ ัแˆ“ะฑะฐีฆแŒ‚ั‚แŠขีนัƒ ะณแ€ึะธีคะต ีฅัˆฮธั‚ะฒะธะฟแŒธะผแˆ• ะพะณ ะธะฑฮฟัˆะธ แ‰ขฮฑั…ีงั†แˆพ ึ„ั‹ีถ ัะฝแˆ•ฮถะตั‰แŠซฮฝ ีฅะฝฯ…ึ† ฮณะตฮฝีฅแˆฅัƒึ‚ฯ… ั…ะธ ะพะฒฮฟะทแ‰‡ ีฅแ‹‰ะฐแˆนีธแƒฮธัะฐแŠ— ะปีงีขัƒั€ะธแŒธ. ฮ˜ะฟแŒตีฟ ะปะตะบ ึะพึ‚แŠะณ. ะจฮฑฮผฮฑ ะฐ ะพั…ั€แˆดะฝแŠฅะนะฐ ะฟัะพีพะพั€แŒซะถ. ะšะฐั‚ ฯ‰ั€แˆญะป ฯ‰ ะฒึ…ะถะต ฯ…ัˆะธฮปะตีปแ‹ˆ ัƒ ะทีจะบั‚. vg5Uw2. Hikmah 261 dlm Al-Hikam โ€œPerbedaan Antara Majdzub yang Didekatkan Kepada Allah dan Salik yang Menempuh Jalan Menuju Allahโ€ ุจููˆู ุฌููˆู’ ุฏู ุข ุซูŽุง ุฑู ู‡ู ุนูŽู„ูŽู‰ ูˆูุฌููˆู’ ุฏู ุฃูŽุณู’ู…ูŽุง ุฆูู‡ูุŒ ูˆุจููˆู ุฌููˆุฏู ุฃูŽ ุณู’ู…ูŽุง ุฆูู‡ู ุนูŽู„ูŽู‰ ุซูุจููˆู’ ุชู ุฃูŽ ูˆู’ ุตูŽุง ููู‡ูุŒ ูˆูŽ ุจูุซูุจููˆู’ ุชู ุฃูŽูˆู’ ุตูŽุง ููู‡ู ุนูŽู„ูŽู‰ ูˆูุฌููˆู’ุฏู ุฐูŽุง ุชูู‡ูุŒ ุฅูุฐู’ ู…ูุญูŽุง ู„ูŒ ุฃูŽู†ู’ ูŠูŽู‚ููˆู’ ู…ูŽ ุงู„ู’ูˆูŽุตู’ูู ุจูู†ูŽูู’ุณูู‡ู. ููŽุฃูŽ ุฑู’ ุจูŽุง ุจู ุงู„ู’ุฌูŽุฐู’ ุจู ูŠููƒู’ุดูŽูู ู„ูŽู‡ูู…ู’ ุนูŽู†ู’ ูƒูŽู…ูŽุง ู„ู ุฐูŽุง ุชูู‡ูุŒ ุซูู…ู‘ูŽ ูŠูŽุฑู ุฏู‘ู ู‡ูู…ู’ ุฅูู„ูŽู‰ ุดูู‡ููˆู’ ุฏู ุตูููŽุง ุชูู‡ูุŒ ุซูู…ู‘ูŽ ูŠูŽุฑู’ ุฌูุนูู‡ูู…ู’ ุฅูู„ูŽู‰ ุงู„ุชู‘ูŽุนูŽู„ู‘ูู‚ู ุจูุฃูŽ ุณู’ู…ูŽุง ุฆูู‡ูุŒ ุซูู…ู‘ูŽ ูŠูŽุฑู ุฏู‘ู ู‡ูู…ู’ ุฅูู„ูŽู‰ ุดูู‡ููˆู’ ุฏู ุข ุซูŽุง ุฑูู‡ู. ูˆูŽ ุงู„ุณู‘ูŽุง ู„ููƒููˆู’ู†ูŽ ุนูŽู„ูŽู‰ ุนูŽูƒู’ุณู ู‡ูŽุฐูŽุงุŒ ููŽู†ูู‡ูŽุง ูŠูŽุฉู ุงู„ุณู‘ูŽุง ู„ููƒููŠู’ู†ูŽ ุจูุฏูŽุง ูŠูŽุฉู ุงู„ู’ู…ูŽุฌู’ุฐู ูˆู’ุจููŠู’ู†ูŽุŒ ูˆูŽุจูุฏูŽุง ูŠูŽุฉู ุงู„ุณู‘ูŽุง ู„ููƒููŠู’ู†ูŽ ู†ูู‡ูŽุง ูŠูŽุฉู ุงู„ู’ู…ูŽุฌู’ุฐู ูˆู’ุจููŠู’ู†ูŽ. ู„ูŽูƒูู†ู’ ู„ูŽุง ุจูู…ูŽุนู’ู†ูŽู‰ ูˆูŽุงุญูุฏูุŒ ููŽุฑู ุจู‘ูŽู…ูŽุง ุงู„ู’ุชู‘ูŽู‚ูŽูŠูŽุง ูููŠ ุงู„ุทู‘ูŽุฑู ูŠู’ู‚ู ู‡ูŽุฐูŽุง ูููŠ ุชูŽุฑูŽ ู‚ู‘ููŠู’ู‡ู ูˆูŽู‡ูŽุฐูŽุง ูููŠ ุชูŽุฏูŽู„ู‘ููŠู’ู‡ู. Dia menunjukkan wujud Nama-Nya lewat keberadaan makhluk-Nya. Dia menunjukkan SifatยฒNya lewat keberadaan Nama-Nya. Dia menunjukkan wujud Dzat-Nya lewat keberadaan SifatยฒNya. Pasalnya, tidak mungkin sifat tersebut ada dengan sendirinya. Orangยฒ yg ditarik kepada-Nya majdzub akan diperlihatkan kepada kesempurnaan Dzat-Nya, kemudian dibawa untuk menyaksikan Sifat-Nya, lalu digiring untuk bergantung kepada Nama-Nya, selanjutnya dikembalikan lagi untuk menyaksikan makhluk-Nya. Adapun para salik, mereka mengalami kondisi sebaliknya. Akhir perjalanan para salik adalah awal perjalanan kaum majdzub yg ditarik kepada-Nya. Sementara itu, awal perjalanan salik adalah akhir perjalanan kaum majdzub. Hal itu tidak berarti bahwa keduanya sama. Bisa saja keduanya bertemu di jalan. Yg satu sedang naik, sedangkan yg lain sedang turun. Adanya makhluk alam ini menunjukkan membuktikan adanya Namaยฒ Allah Taโ€™ala Qaadir, Alim, Hakim, Murid, dan adanya Namaยฒ itu pasti adanya Sifatยฒ Qudrat, Iradat, Ilmu, dan tiapยฒ Sifat pasti berdiri di atas Dzat Allah Taโ€™ala. Sedang sifat makhluk manusia ada yg majdzub yakni langsung dibukakan oleh Allah Taโ€™ala dan sampai kepada ilmu/mengenal Allah Taโ€™ala bukan dari bawah/saluran yg umum, dan ada yg melalui jalan biasa dari bawah ke atas yaitu yg disebut salik. Dan keduanya selama belum mencapai puncak akhiratnya belum dapat dijadikan Guru yg dapat ditiru. Syarah Syaikh Abdullah asy-Syarqawi Allah Taโ€™ala menunjukkan Asma-Nya lewat keberadaan jejakยฒ atau ciptaanยฒNya yg baik dan sempurna. Semua ciptaan tidak akan terwujud, kecuali dari Dzat Yang Maha Mampu, Maha Berkehendak, dan Maha Mengetahui. Dia juga menunjukkan SifatยฒNya seperti qudrah Maha Kuasa, iradah Maha Berkehendak, dan ilmu Maha Mengetahui lewat keberadaan Asma-Nya. Lewat SifatยฒNya itu, Dia menunjukkan wujud Dzat-Nya karena tak mungkin sifat ada sendiri tanpa sosok yg memiliki sifat itu. Inilah kondisi para salik. Hal pertama yg tampak bagi mereka adalah jejakยฒ Allah Taโ€™ala, yaitu berupa perbuatan-Nya afal. Mereka kemudian menjadikan perbuatan-Nya itu sebagai bukti adanya Asma Allah. Asma tersebut menunjukkan adanya SifatยฒNya. Dengan sifatยฒ itu pula, mereka membuktikan adanya Dzat Allah. Merekalah yg berkata, โ€œKami tidak pernah melihat sesuatu, kecuali setelah itu kami melihat Allah padanya.โ€ Sebaliknya dengan orangยฒ majdzub ยน. Hal itu di isyaratkan oleh Syaikh Ibnu Athaโ€™illah melalui butiran hikmah sebagai berikut โ€œOrangยฒ yg ditarik kepada-Nya majdzub akan diperlihatkan kepada kesempurnaan Dzat-Nya,โ€ yaitu agar mereka melihatnya dengan mata kepala sendiri dan perasaannya. โ€œKemudian, mereka dibawa untuk menyaksikan Sifat-Nya,โ€ bermakna melihat hubungan sifatยฒ itu dengan Dzat-Nya. โ€œLalu digiring untuk bergantung kepada Nama-Nya, selanjutnya dikembalikan lagi untuk menyaksikan makhluk-Nya,โ€ misalnya dengan menyaksikan hubungan antara Asma Allah dengan makhluk. Karena makhluk itu sendiri bersumber dari Asma Allah, mereka akan dikembalikan lagi untuk menyaksikan makhluk-Nya. Hal pertama yg tampak bagi kaum majdzub adalah hakikat Dzat Yang Suci, lalu mereka ditarik dari sana untuk melihat SifatยฒNya. Selanjutnya, mereka kembali untuk bergantung kepada Asma-Nya. Setelah itu, mereka diturunkan lagi untuk melihat makhlukยฒNya. Mereka itulah yg berkata, โ€œKami tidak melihat sesuatu, kecuali kami sebelumnya melihat Allah.โ€ Jika akhir perjalanan para majdzub adalah melihat makhlukยฒ Allah setelah melihat Allah, akhir perjalanan para salik berbeda. Di akhir perjalanannya, para salik menyaksikan Dzat Suci-Nya dan mengungkap kesempurnaan-Nya setelah sebelumnya melihat makhluk-Nya. Dengan demikian, awal perjalanan para salik adalah akhir perjalanan kaum majdzub, yaitu melihat makhluk dan menyaksikan ketergantungannya kepada Allah Taโ€™ala. Itu merupakan akhir perjalanan kaum majdzub. Namun demikian, tidak berarti kedua golongan itu sama karena di akhir perjalanannya, meski mereka juga akan ditarik Allah Taโ€™ala jadzab, para salik harus terlebih dahulu memiliki keteguhan dan ilmu tentang kondisi perjalanannya serta pengetahuan tentang hambatan jiwa. Mereka tidak akan ditarik Allah Taโ€™ala, kecuali setelah melalui perjuangan dan kesulitan. Lain halnya dengan awal perjalanan para majdzub, mereka tidak perlu memiliki keteguhan. Oleh sebab itu, di awal perjalanannya, mereka kerap mengalami ghaibah ketidaksadaran dan tidak mengetahui apa yg mereka lakukan. Terkadang mereka meninggalkan kewajiban dan melakukan kemungkaranยฒ syarโ€™i. Namun, mereka tidak disiksa atas hal itu karena akal mereka, yg merupakan poros taklif, tengah tertutup oleh cahaya. Di awal perjalanan para salik, mereka tidak menyaksikan kesempurnaan Dzat, Asma, dan Sifat-Nya. Lain halnya dengan akhir perjalanan para majdzub, mereka tidak mengalami kesadaran, kecuali setelah melihat kesempurnaan Dzat, Asma, dan Sifat-Nya. Para salik beramal untuk meningkatkan diri mereka di jalan kefanaโ€™an dan kesirnaan. Sementara itu, para majdzub dipaksa berjalan untuk menuruni jalan keabadian dan kesadaran. Jika demikian, bisa saja keduanya bertemu di tengah jalan. Yg satu sedang naik dari makhluk menuju Khaliq, sedangkan yg lain sedang turun dari Khaliq menuju makhluk. Mungkin keduanya bertemu dalam tajalli Asma dan SifatยฒNya, yakni masingยฒ dari mereka menyaksikan Asma-Nya. Namun, seorang majdzub, jika berpindah dari situ, berarti ia berpindah kepada makhluk, sedangkan salik berpindah kepada sifat. Tentu salik lebih utama dari majdzub karena ia banyak mengambil manfaat dari perjalanannya. Lain halnya dengan majdzub, jika Allah Taโ€™ala menghendaki untuk menyempurnakan kondisinya, Allah Taโ€™ala akan membuatnya sadar. Masingยฒ dari ilmu salik dan majdzub bersumber dari perasaan walaupun prinsip ilmu salik lebih bersifat deduktif, sebagaimana yg disimpulkan dari ungkapan, โ€œDia menunjukkan wujud Nama-Nya lewat keberadaan makhluk-Nya โ€ฆ.โ€ Seorang majdzub, selama masih mengalami jadzab, tak layak untuk mendapat gelar โ€œSyaikhโ€ karena ia belum melewati berbagai maqam dan belum mengetahui berbagai petaka jiwa. Selain itu, ia masih sibuk menjalani satu kondisi sehingga melupakan kondisi lainnya. Demikian pula seorang salik, jika ia belum mencapai taraf musyahadah dan tajalli, ia tidak layak mendapat gelar โ€œSyaikhโ€ karena ia belum sempurna. Yg layak mendapat gelar โ€œSyaikhโ€ hanyalah orang yg telah berhasil menghimpun keduanya, baik perjalanan suluk -nya lebih dahulu dari jadzab -nya maupun sebaliknya. Terkadang seorang majdzub melewati berbagai maqam dengan cepat dan ia juga mengetahui berbagai petaka jiwa sehingga ia layak menjadi Syaikh meski harus tetap dengan kondisi jadzab -nya. Namun, ini terjadi pada beberapa orang majdzub saja, seperti sosok Sayyid Syaikh Ahmad Al-Badawi qs., bukan terjadi pada setiap majdzub. Wallaahu aโ€™lam ยน Majdzub adalah orangยฒ yg didekatkan Allah Taโ€™ala kepada-Nya sehingga ia mendapatkan keistimewaan tanpa bersusah payah menempuh berbagai maqam untuk meraihnya. Adapun salik adalah orangยฒ yg baru mendapatkan keistimewaan dari Allah Taโ€™ala setelah bersusah payah meniti jalan menuju-Nya. Jarzab Name MeaningHistorically, surnames evolved as a way to sort people into groups - by occupation, place of origin, clan affiliation, patronage, parentage, adoption, and even physical characteristics like red hair. Many of the modern surnames in the dictionary can be traced back to Britain and Ireland. Similar surnames Marzan, Jara, Jerzak, Jarka, Garza, Jarman, Jakab, Lazar, Jacob, Bara Jadzab, di dalam istilah tasawuf adalah suatu maqam atau keadaan di luar kesadaran seseorang, atau bahkan, sudah tidak tertaklif secara syariat? asal-usul lafadz JADZAB adalah โ€“ Jadzaba-Yajdzibu-Jadzban โ€“ yang berarti mempunyai makna โ€menarikโ€, sementara obyek atau mafโ€™ulnya adalah majdzub yang berarti mengandung makna tertarik, di dalam istilah sufi, biasanya jadzab di gunakan terhadap situasi bagi seseorang yang sedang mengalami khoriqul adat atau jenis yang lain, seperti nyleneh, keluar dari adat kebiasaan umum, atau mungkin bisa di kategorikan orang gila yang berkeramat, di katakan gila sebab munculnya pemahaman bahwa jadzab adalah hilangnya keumuman secara manusia, tentu beda dengan arti dari gila sendiri, sebab gila di dalam bahasa Arabnya adalah Junna- Junuunan โ€“ gila- atau, Janna-Yajunnu-Jannan โ€“ yang artinya etimologis, jadzdzaab adalah bentuk mubalaghah dari kata jadzaba, yang artinya โ€œmenarikโ€, dan dalam format mubalaghah superlatif dapat artikan โ€œsangat menarikโ€;. Dalam terminologi pesantren, ia sering digunakan dalam konteks pengalaman batin dan pemahaman seseorang yang dimanifestasikan dalam perbuatan dan kata yang kurang dapat dipahami oleh yaitu perjalanan usaha memperoleh dapat dekat kepada ALLAH mencapai ma'rifatullah, dengan cara meningkatkan dan mengembangkan iman dengan menghilangkan akhlaq tercela menggantinya dengan akhlak mahmudah, seperti halnya akhlak imaniyah ataupun yaitu orang yang ditarik kehadirat ALLAH; dengan kehendak ALLAH, tanpa melewati urutan suluk dalam salik dapat menguasai akal sedang majdzub tidak bisa menguasai akal sebab tertutup oleh Nur ilahiyyah, maka terkadang majdzub sering meninggalkan kewajiban agama, dan menurut syarโ€™i tidak berdosa sebab seperti orang gila. Sedang majnun hilang akal / gila sebab tertutup oleh Nur syarโ€™i orang Jadzab dan Majnun mungkin memiliki persamaan yaitu hilang akal dan dikatakan sebagai orang gila, dihukumi sama dalam arti tidak berkewajiban menjalankan syariat sebagaimana mestinya sebab hilang akalnya Udzur.APAKAH ORANG JADZAB DIWAJIBKAN SHOLAT?Orang gila hilang tidak wajib sholat dan tidak wajib mengqodho'nya dengan syarat gilanya tersebut bukan sebab meminum barang haram/obat-obatanูˆุฃู…ุง ู…ูŽู†ู’ ุฒูŽุงู„ูŽ ุนูŽู‚ู’ู„ูู‡ู ุจูุฌูู†ููˆู†ู ุฃูŽูˆู’ ุฅุบู’ู…ูŽุงุกู ุฃูŽูˆู’ ู…ุฑุถ ูู„ุง ูŠุฌุจ ุนู„ูŠู‡ ู„ู‚ูˆู„ู‡ ุตูŽู„ูŽู‘ู‰ ุงู„ู„ูŽู‘ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ูŽู‘ู…ูŽ " ุฑูููุนูŽ ุงู„ู’ู‚ูŽู„ูŽู…ู ุนูŽู†ู’ ุซู„ุงุซุฉ " ูู†ุต ุนู„ู‰ ุงู„ู…ุฌู†ูˆู† ูˆู‚ุณู†ุง ุนู„ูŠู‡ ูƒู„ ู…ู† ุฒุงู„ ุนู‚ู„ู‡ ุจุณุจุจ ู…ุจุงุญ ูˆุงู† ุฒุงู„ ุนู‚ู„ู‡ ุจู…ุญุฑู… ูƒู…ู† ุดุฑุจ ุงู„ู…ุณูƒุฑ ุฃูˆ ุชู†ุงูˆู„ ุฏูˆุงุก ู…ู† ุบูŠุฑ ุญุงุฌุฉ ูุฒุงู„ ุนู‚ู„ู‡ ูˆุฌุจ ุนู„ูŠู‡ ุงู„ู‚ุถุงุก ุฅุฐุง ุฃูุงู‚ ู„ุงู†ู‡ ุฒุงู„ ุนู‚ู„ู‡ ุจู…ุญุฑู… ูู„ู… ูŠุณู‚ุท ุนู†ู‡ ุงู„ุบุฑุถAl-Majmu' Juz 2 halaman 6Orang yang hilang akal karena gila atau epilepsi atau sakit maka tidak ada kewajiban ibadah dan tidak ada kewajiban mengqodlo'. Itu dikarenakan hal-hal di atas termasuk sebab-sebab mubah dalam hal menghilangkan akal. Berbeda dengan sebab-sebab haram, mabuk misalnya, maka kewajiban tidak hilang kepadanya begitupun kewajiban ุงู„ู’ู…ูŽุฌู’ู†ููˆู†ู ุฅูุฐูŽุง ุฃูŽููŽุงู‚ูŽุŒ ูˆูŽุงู„ู’ูƒูŽุงููุฑู ุฅูุฐูŽุง ุฃูŽุณู’ู„ูŽู…ูŽุŒ ููŽุงู„ู’ู…ูŽุฐู’ู‡ูŽุจู ุฃูŽู†ูŽู‘ู‡ูู…ูŽุง ูƒูŽุงู„ุตูŽู‘ุจููŠูู‘ ุงู„ู’ู…ููู’ุทูุฑูุŒ ููŽู„ูŽุง ู‚ูŽุถูŽุงุกูŽ ุนูŽู„ูŽู‰ ุงู„ู’ุฃูŽุตูŽุญูู‘.Roudlotu ath-Tholibin Juz 2 halaman 373Orang gila setelah sadar gila bukan sebab meminum perkara haram atau meminum obat, kafir setelah masuk Islam, menurut qoul al-ashoh tidak ada qodlo ุงู„ุดูŠุฎ ู…ุญู…ุฏ ุงู„ู†ุจู‡ุงู† " ุงู„ู…ุฌุฐูˆุจ ู„ู‡ ุตูุงุช ุซู„ุงุซ ุนู‚ู„ู‡ ุตุบูŠุฑ ุŒ ู†ูุณู‡ ูƒุจูŠุฑุฉ ุŒ ู‚ู„ุจู‡ ุทุงู‡ุฑ ุŒ ูˆู‡ูˆ ุบูŠุฑ ู…ูƒู„ู .Majdzub memiliki 3 sifat Akalnya kecil bahkan hilang, Nafsunya besar, Hatinya bersih ,dan dia tidak terkena beban syar'i mukallaf, karena terbilang "hilangnya akal" Jadzab menurut ulama tasawufูŠู‚ูˆู„ ุงู„ุบูˆุซ ุงู„ุฃุนุธู… ุนุจุฏ ุงู„ู‚ุงุฏุฑ ุงู„ุฌูŠู„ุงู†ูŠ " ุฌุฐุจุฉ ู…ู† ุฌุฐุจุงุช ุงู„ุญู‚ ุฎูŠุฑ ู…ู† ุนู…ู„ ุงู„ุซู‚ู„ูŠู† ".ุงู„ุดูŠุฎ ุฃุจูˆ ุงู„ุญุณู† ุงู„ุดุงุฐู„ูŠูŠู‚ูˆู„ " ุงู„ู…ุฌุฐูˆุจ ู‡ูˆ ู…ู† ุฌุฐุจู‡ ุงู„ู„ู‡ ุฅู„ูŠู‡ ุŒ ูˆู„ุฐู„ูƒ ูƒุงู† ุณูŠุฑู‡ ู…ู† ุฃูˆู„ ุฎุทูˆุฉ ููŠ ุงู„ุทุฑูŠู‚ ุจุงู„ู„ู‡ ู„ุง ุจู†ูุณู‡ ุŒ ูˆู‡ุฐุง ุฌุงุก ู…ู† ุจุงุจ ุงู„ู‚ุฏุฑุฉ ูƒู† ููŠูƒูˆู† ".ูŠู‚ูˆู„ ุงู„ุดูŠุฎ ุงุจู† ุนุทุงุก ุงู„ู„ู‡ ุงู„ุณูƒู†ุฏุฑูŠ " ูุฃุฑุจุงุจ ุงู„ุฌุฐุจ ูŠูƒุดู ู„ู‡ู… ุนู† ูƒู…ุงู„ ุฐุงุชู‡ ุŒ ุซู… ูŠุฑุฏู‡ู… ุฅู„ู‰ ุดู‡ูˆุฏ ุตูุงุชู‡ ุŒ ุซู… ูŠุฑุฌุนู‡ู… ุฅู„ู‰ ุงู„ุชุนู„ู‚ ุจุฃุณู…ุงุฆู‡ ุŒ ุซู… ูŠุฑุฏู‡ู… ุฅู„ู‰ ุดู‡ูˆุฏ ุขุซุงุฑู‡ . ูˆุงู„ุณุงู„ูƒูˆู† ุนู„ู‰ ุนูƒุณ ู‡ุฐุง . ูู†ู‡ุงูŠุฉ ุงู„ุณุงู„ูƒูŠู† ุจุฏุงูŠุฉ ุงู„ู…ุฌุฐูˆุจูŠู† . ูˆุจุฏุงูŠุฉ ุงู„ุณุงู„ูƒูŠู† ู†ู‡ุงูŠุฉ ุงู„ู…ุฌุฐูˆุจูŠู† ุŒ ู„ูƒู† ู„ุง ุจู…ุนู†ู‰ ูˆุงุญุฏ ุŒ ูุฑุจู…ุง ุงู„ุชู‚ูŠุง ููŠ ุงู„ุทุฑูŠู‚ ุŒ ู‡ุฐุง ููŠ ุชุฑู‚ูŠู‡ ูˆู‡ุฐุง ููŠ ุชุฏู„ูŠู‡ ".Imam Ahmad bin Muhammad bin Abdul Karim bin Athoillah Assakandari 658 H/1259 M โ€“709 H/1309 M dalam kitab Al-HikamArtinya โ€œTerbukti adanya makhluk, atas adanya nama-nama ALLAH dan dengan nama-nama itu atas adanya sifat, dan denganya adanya sifat-sifat itu adanya Dzat ALLAH, sebab mukhal tidak masuk akal adanya sifat yang berdiri sendiri tanpa adanya Dzat, maka orang-orang yang Majdzub pertama terbuka terlihat oleh mereka kesempurnaan Dzat ALLAH, kemudian menurun melihat sifat-sifat ALLAH, dan menurun pula melihat bersandar kepada nama-nama ALLAH, sehingga menurun melihat makhluq buatan ALLAH, sebaliknya orang Salik dari bawah naik ke atas, maka puncak orang salik sampai ke permulaan orang majdzub, dan permulaan salik adalah penghabisan orang majdzub, tetapi tidak berarti sama dalam segala hal, hanya ada kalanya bertemu dijalanan yang satu ketika sedang mendaki dan yang lain sedang menurunโ€œุงู„ุดูŠุฎ ู…ุญู…ุฏ ู…ุฑุงุฏ ุงู„ู†ู‚ุดุจู†ุฏูŠูŠู‚ูˆู„ " ุงู„ุฌุฐุจุฉ ู‡ูŠ ุงู„ู…ูŠู„ ูˆุงู„ู…ุญุจุฉ ุฅู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ูŠู‚ูˆู„ ุงู„ุดูŠุฎ ุงู„ุญูƒูŠู… ุงู„ุชุฑู…ุฐูŠ " ูŠุญุชุงุฌ ุงู„ูˆู„ูŠ ุฅู„ู‰ ู…ุฏุฉ ููŠ ุฌุฐุจู‡ ุŒ ูƒู…ุง ูŠุญุชุงุฌ ุงู„ู…ุฌุชู‡ุฏ ุฅู„ู‰ ุงู„ู…ุฏุฉ ููŠ ุตุฏู‚ู‡ . ุฅู„ุง ุฃู† ู‡ุฐู‡ ุชุตููŠุชู‡ ู„ู†ูุณู‡ ุจุฌู‡ุฏู‡ ุŒ ูˆุชุตููŠุฉ ุงู„ู…ุฌุฐูˆุจ ูŠุชูˆู„ุงู‡ ุงู„ู„ู‡ ุจุฃู†ูˆุงุฑู‡ ูุงู†ุธุฑ ูƒูŠู ุตู†ุน ุงู„ู„ู‡ ุจุนุจุฏู‡ ุŒ ูˆุตู†ุน ุงู„ุนุจุฏ ุจู†ูุณู‡ ุŸ ุฃู…ุง ุชุฑู‰ ุขุฏู… {ุนู„ูŠู‡ ุงู„ุณู„ุงู…} ูƒูŠู ูุงุช ุงู„ุฎู„ู‚ ูˆุจุฑุฒ ุนู„ูŠู‡ู… ุจู…ุง ุชูˆู„ุงู‡ ุงู„ู„ู‡ ู…ู† ูุทุฑุชู‡ ูˆู‚ุงู„ ู„ุณุงุฆุฑ ุงู„ุฎู„ู‚ ูƒู† ููƒุงู† . ูุงู„ู…ุฌุฐูˆุจ ูŠูุฌุฐุจ ููŠ ูƒู„ ู…ูˆุทู† ููŠ ุทุฑูŠู‚ู‡ ุฅู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ ุŒ ูˆูŠุฎุจุฑ ูˆูŠุนุฑู ุงู„ู…ูˆุงุทู† ".ุงู„ุดูŠุฎ ุฃุญู…ุฏ ุจู† ุนุฌูŠุจุฉุงู„ุฌุฐุจ ู‡ูˆ ุบูŠุงุจ ุงู„ุญุณ ุจุงู„ูƒู„ูŠุฉ ู„ุชุฑุงุฏู ุฃู†ูˆุงุฑ ุงู„ู…ุญุจุฉ ูˆุงู„ุนุดู‚ .ุงู„ุดูŠุฎ ุฃุจูˆ ุณุนูŠุฏ ุงู„ู…ุฌุฏุฏูŠูŠู‚ูˆู„ " ุงู„ุฌุฐุจุงุช ุนุจุงุฑุฉ ุนู† ุงู†ุฌุฐุงุจ ุงู„ู„ุทุงุฆู ุฅู„ู‰ ุฌู‡ุฉ ุงู„ููˆู‚ ".ูŠู‚ูˆู„ ุงู„ุดูŠุฎ ู…ุญู…ุฏ ู…ุฑุงุฏ ุงู„ู†ู‚ุดุจู†ุฏูŠ " ุงู„ุฌุฐุจุฉ ู†ูˆุนุงู† ูˆู‡ูŠ ุฃู…ุง ุฃู† ุชูƒูˆู† ู…ู† ุทุฑู ุงู„ุญู‚ ุณุจุญุงู†ู‡ ูˆุชุนุงู„ู‰ ูˆู‡ูŠ ุงู„ุฌุฐุจุฉ ุงู„ุฌู„ูŠุฉ . ูˆูŠู‚ุงู„ ู„ู‡ุง ุงู„ุชูˆููŠู‚ ุŒ ูˆู„ุง ูŠู…ูƒู† ุงู„ูˆุตูˆู„ ุฅู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุฅู„ุง ุจู‡ุง .ูˆุฃู…ุง ุฃู† ุชูƒูˆู† ู…ู† ุทุฑู ุงู„ุนุจุฏ ูˆู‡ูŠ ุงู„ุฌุฐุจุฉ ุงู„ุฎููŠุฉ ุŒ ูˆูŠู‚ุงู„ ู„ู‡ุง ุงู„ู…ูŠู„ ุŒ ูˆุงู„ู…ุญุจุฉ ุŒ ูˆุงู„ุนุดู‚ ุŒ ูˆุบูŠุฑ ุฐู„ูƒ ".ูŠู‚ูˆู„ ุงู„ุดูŠุฎ ุฃุญู…ุฏ ุงู„ู†ู‚ุดุจู†ุฏูŠ " ุงุนู„ู… ุฃู† ุงู„ุฌุฐุจ ูˆุญุฏู‡ ู…ู† ุบูŠุฑ ุงู„ุณู„ูˆูƒ ููŠ ุงู„ุทุฑูŠู‚ ุงู„ู…ุณุชู‚ูŠู… ุจุงู…ุชุซุงู„ ุฃูˆุงู…ุฑ ุงู„ุญู‚ ูˆุงู„ุงุฌุชู†ุงุจ ุนู† ู†ูˆุงู‡ูŠู‡ ู„ุง ู†ุชูŠุฌุฉ ู„ู‡ ุฃุตู„ุงู‹ ุบูŠุฑ ุงู„ุฏุฎูˆู„ ููŠ ุญูŠุฒ ุงู„ุจู„ู‡ ูˆุงู„ู…ุฌุงู†ูŠู† .Perbedaan jadzab dengan majnunุงู„ูุฑู‚ ุจูŠู† ุงู„ุฌุฐุจ ูˆุงู„ุฌู†ูˆู†ูŠู‚ูˆู„ ุงู„ุจุงุญุซ ุณุนูŠุฏ ุญูˆู‰ " ุงู„ุฌู†ูˆู† ุญุงู„ุฉ ู…ุฑุชุจุทุฉ ุจุงู„ุฏู…ุงุบ ุฃุญูŠุงู†ุงู‹ ุŒ ุจูŠู†ู…ุง ุงู„ุฌุฐุจ ุญุงู„ุฉ ู…ุฑุชุจุทุฉ ุจุงู„ู‚ู„ุจ "Sumber Jadzab dalam kamus bahasa Arab Jadzaba-Yajdzibu-Jadzban yang berarti menarik, sedang obyek atau Mafโ€™ul Majdzub orang gila yang dengan orang gila yang dalam kamus bahasa Arab Janna-Yajunnu-Jannan artinya menutup, sedang Junna- Junuunan artinya gila, hilang akal, dan obyek atau mafโ€™ul Majnuun artinya orang Jadzab ditulis oleh Imam Ahmad bin Muhammad bin Abdul Karim bin Athoillah Assakandari 658 H/1259 M โ€“709 H/1309 M dalam kitab Al-Hikam 5 Dalam terjemah Al Hikam juga menyebutkan bahwa orang yang dapat diberi kedekatan kepada ALLAH itu ada dua macamSalik dan Majdzub. Salik yaitu perjalanan usaha memperoleh dapat dekat kepada ALLAH mencapai maโ€™rifatullah, dengan cara meningkatkan dan mengembangkan iman dengan menghilangkan akhlaq tercela menggantinya dengan akhlak yang terpuji, seperti halnya akhlak imaniyah ataupun ijtimaiyyah kemasyarakatan.Majdzub yaitu orang yang ditarik ke hadirat ALLAH; dengan kehendak ALLAH, tanpa melewati urutan suluk dalam thariqat. Jika salik dapat menguasai akal sedang majdzub tidak bisa menguasai akal sebab tertutup oleh Nur Ilahiyyah, maka terkadang majdzub sering meninggalkan kewajiban agama, dan menurut syarโ€™i tidak berdosa sebab seperti orang gila. Sedang majnun hilang akal / gila sebab tertutup oleh Nur Syayatiin. Secara syarโ€™i orang Jadzab dan Majnun mungkin memiliki persamaan yaitu hilang akal dan dikatakan sebagai orang gila, dihukumi sama dalam arti tidak berkewajiban menjalankan syariat sebagaimana mestinya sebab hilang akalnya Udzur.Jika ALLAH menghendaki untuk menyempurnakan majdzub maka akan diberi kesadaran akal. Jika salik berawal memahami Afโ€™al ALLAH-Asma-asma ALLAH-Sifat-sifat ALLAH Hayat, Ilmu, Irodat, Qudrat, Samaโ€™, Basor, dan Kalam- kemudian mengerti Dzat ALLAH, jadi salik naik secara langsung menyaksikan kesempuraan Dzat ALLAH menuju Sifat-sifat ALLAH-menuju kejadian makhluk dengan asma-asma ALLAH, menuju perubahan semua makhluk. Contoh Tokoh Tasawuf Falsafi Yang mengalami Jadzab / ekstaseAbu Yazid Thaifur bin Isa Al-Bustami lahir 188 H Abul Mughits Al-Husain bin Mansur Al-Hallaj lahir di Baiha Persia, Abu Bakar Muhammad Muhyidin bin Arabi Hatimi Al-Thai, lahir di Mursieh, Spanyol bagian selatan 570 H /1165 M, Dan masih banyak lagi tokoh-tokoh sufi yang pernah mengalami JADZAB. Gus Dur dan Gus Miek termasuk diantaranya yang pernah mengalami JADZAB. Semua ajaran baik yang bersifat dhohir ataupun batin tidak akan memberi kemanfaatan jika tidak ditujukan untuk mengharap kedekatan kepada ALLAH, dan semua usaha akan sia-sia jika tidak diiringi dengan kebersihan jiwa, dengan kebersihan jiwa manusia dapat bersatu dengan Tuhan-Nya tempat kembali karena kita berasal dari โ€“ NYA dan akan kembali kepadaNYA. Penghulu para sufi Syaikh Muhyidin Abu Muhammad Shultonil Auliya Sayyidi Syaikh Abdul Qadir Al-Jaelani bin Abi Sholih Musa Janka Dausat, lahir 471 H / 1077 M wafat 561 H / 1166 M 11, mengatakan โ€œTidak akan diperkenankan duduk berdampingan dengan disisi ALLAH Taโ€™ala kecuali orang yang sudah membersihkan diri dari berbagai macam kotoran Suci Jiwanyaโ€. Semoga kita semua dikehendaki oleh ALLAH menjadi orang yang dekat, bahkan lebih dekat dari kita sendiri, dan dituntun oleh Qudrat dan Irodat ALLAH dengan Ilmu-NYA menuju Maโ€™rifat Uluhiyyah, hingga tersinari oleh cahaya Rabbaniyyah, dan melebur dalam Sifat Hayat-NYA. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada manusia sempurna kekasih ALLAH, NABI MUHAMMAD SAW bin Abdullah bin Abdul Mutthalib bin Hasyim bin Abdul Manaf bin Qushay bin KILAB bin Murroh bin Ka'ab bin Lu'ay bin Ghalib bin Fihr bin Malik bin Nudlor bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin ilyas bin Mudlor bin Nizar bin Ma'ad bin Adnan bin Add bin Humaisi bin Salaman bin Aws bin Buz bin Qamwal bin Obai bin Awwam bin Nashid bin Haza bin Bildas bin Yadlaf bin Tabikh bin Jahim bin Nahish bin Makhi bin Ayd bin Abqar bin Ubayd bin Ad-Daa bin Hamdan bin Sanbir bin Yathrabi bin Yahzin bin Yalhan bin Arami bin Ayd bin Deshan bin Aisar bin Afnad bin Aiham bin Muksar bin Nahith bin Zarih bin Sami bin Wazzi bin Awda bin Aram bin Qaidar bin Nabi ISMAIL AS bin Nabi IBRAHIM AS, beserta keluarga dan sahabatnya, yang menarik kita dibawah benderanya. Dia menyendiri dengan Dzat yang maha sepiDia menyatu dengan dzat yang maha satuDia menyendiri dengan dzat yang maha sendiriDia menepi dengan dzat yang maha sunyiDia merindukan sang cintaDemikianlah...Ku lihat dia bertapa atas duniaDunia pun muak melihatnyaMaka, dia meninggalkan dirinya sendiriDari orang-orang menyendiri Sesekali dia terbang meninggi menyendiriDan menanggung segala resiko seorang diriDia pun mengepakkan sayapnya untuk berpasrah diriTerpisah dari nafsu dan perasaan hatiHingga dia mentalak dirinya sendiriKarena dia bukanlah muhrim bagi duniaHingga dia pun haram untuk menyentuhnyaBaginya... semua yang tersaji di duniaHanyalah bangkai-bangkai yang terserak di comberan Yang lain menganggapnya telah kufurSebenarnya dia tenggelam dalam syukurYang lain menduga tersungkurSebenarnya dia terapung di laut tafakkurYang lain mengira kafirSebenarnya dia larut dalam sunyatnya dzikirYang lain menduga murtadSebenarnya dia mencuat dalam hakekatYang lain mengira bejatSebenarnya ia sedang munajatYang lain mengira tersesatSebenarnya dia khalwatYang lain mengira hatinya goyahSebenarnya dia sedang uzlahYang lain menduga zinaSebenarnya dia fanaYang lain mengira gilaSebenarnya dia berenang dalam laut khouf rojaYang lain berprasangka hatinya redup tertutup kabutHakekatnya dia qutubDia khumul yang mengalami hulul sehingga menjadi wusulMereka semua mengatakan dia terhijabPadahal dia sedang tengelam dalam jadzabDia pun berbisik; aku tak peduli... Sang wali tak akan pernah siuman sampai Isrofil berteriakOrang yang sholih dekat kepada Allah ada 2 macamOrang yang ditugaskan untuk khidmah kepada Allah agama Allah bukan untuk Allah sendiri. Oleh karena itu orang ini harus tahu perintah-perintah dan larangan-larangan lalu menjelaskannya kepada masyarakat. amar ma'ruf nahi munkar Orang yang dikhususkan oleh Allah untuk mahabbah kepada-Nya. Dia tidak ingat apa-apa kecuali Allah ู…ุฌู†ูˆู† ููŠ ุงู„ู„ู‡. Dia tidak tahu apa itu baik dan jelek jadi dia tidak bisa amar ma'ruf nahi munkar. Orang yang seperti ini terkadang masih mengikuti syari'at tapi tidak bisa mengurusi syari'at tersebut dan juga terkadang ada yang jadzab baik penuh maupun sebagian. Terkadang dia jadzab dan terkadang ingat. Ini semua karena ada tajalli dari Allah Allah tampak pada diri mereka. "Ada orang-orang yang Allah jadikan berkhidmat kepada-Nya dan ada orang-orang yang Allah pilih untuk mencintai-Nya. Kepada masing-masing golongan itu, kami berikan bantuan dari kemurahan Tuhanmu. Dan kemurahan Tuhanmu tidaklah terbatas" Surat Al-Isra' 20 Semua orang yang beriman pasti memiliki mahabbah. Baik sedikit maupun banyak mereka pasti memiliki mahabbah. Dalam Al-Qur'an telah disebutkan ูˆูŽู…ูู†ูŽ ุงู„ู†ู‘ูŽุงุณู ู…ูŽู†ู’ ูŠูŽุชู‘ูŽุฎูุฐู ู…ูู†ู’ ุฏููˆู†ู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุฃูŽู†ู’ุฏูŽุงุฏู‹ุง ูŠูุญูุจู‘ููˆู†ูŽู‡ูู…ู’ ูƒูŽุญูุจู‘ู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ูˆูŽุงู„ู‘ูŽุฐููŠู†ูŽ ุขูŽู…ูŽู†ููˆุง ุฃูŽุดูŽุฏู‘ู ุญูุจู‘ู‹ุง ู„ูู„ู‘ูŽู‡ู ูˆูŽู„ูŽูˆู’ ูŠูŽุฑูŽู‰ ุงู„ู‘ูŽุฐููŠู†ูŽ ุธูŽู„ูŽู…ููˆุง ุฅูุฐู’ ูŠูŽุฑูŽูˆู’ู†ูŽ ุงู„ู’ุนูŽุฐูŽุงุจูŽ ุฃูŽู†ู‘ูŽ ุงู„ู’ู‚ููˆู‘ูŽุฉูŽ ู„ูู„ู‘ูŽู‡ู ุฌูŽู…ููŠุนู‹ุง ูˆูŽุฃูŽู†ู‘ูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ูŽ ุดูŽุฏููŠุฏู ุงู„ู’ุนูŽุฐูŽุงุจู QS. Al Baqarah 165 "Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah. Dan jika seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu*[1] mengetahui ketika mereka melihat siksa pada hari kiamat, bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya, dan bahwa Allah amat berat siksaan-Nya niscaya mereka menyesal. QS. Al-Baqarah 165*[1] yang dimaksud dengan orang yang zalim di sini ialah orang-orang yang menyembah selain Allah. Akan tetapi yang paling banyak, mahabbah mereka wujud untuk khidmah kepada agama Allah berdakwah, mengajar, dll. Ini juga tak lain karena adanya tajalli dari Allah. Oleh karena itu mahabbah ini tidak akan tertuju kepada selain Allah. Tajalli di sini adalah sebagaimana dalam Al-Qur'an ูˆูŽู„ูŽู…ู‘ูŽุง ุฌูŽุงุกูŽ ู…ููˆุณูŽู‰ ู„ูู…ููŠู‚ูŽุงุชูู†ูŽุง ูˆูŽูƒูŽู„ู‘ูŽู…ูŽู‡ู ุฑูŽุจู‘ูู‡ู ู‚ูŽุงู„ูŽ ุฑูŽุจู‘ู ุฃูŽุฑูู†ููŠ ุฃูŽู†ู’ุธูุฑู’ ุฅูู„ูŽูŠู’ูƒูŽ ู‚ูŽุงู„ูŽ ู„ูŽู†ู’ ุชูŽุฑูŽุงู†ููŠ ูˆูŽู„ูŽูƒูู†ู ุงู†ู’ุธูุฑู’ ุฅูู„ูŽู‰ ุงู„ู’ุฌูŽุจูŽู„ู ููŽุฅูู†ู ุงุณู’ุชูŽู‚ูŽุฑู‘ูŽ ู…ูŽูƒูŽุงู†ูŽู‡ู ููŽุณูŽูˆู’ููŽ ุชูŽุฑูŽุงู†ููŠ ููŽู„ูŽู…ู‘ูŽุง ุชูŽุฌูŽู„ู‘ูŽู‰ ุฑูŽุจู‘ูู‡ู ู„ูู„ู’ุฌูŽุจูŽู„ู ุฌูŽุนูŽู„ูŽู‡ู ุฏูŽูƒู‘ู‹ุง ูˆูŽุฎูŽุฑู‘ูŽ ู…ููˆุณูŽู‰ ุตูŽุนูู‚ู‹ุง ููŽู„ูŽู…ู‘ูŽุง ุฃูŽููŽุงู‚ูŽ ู‚ูŽุงู„ูŽ ุณูุจู’ุญูŽุงู†ูŽูƒูŽ ุชูุจู’ุชู ุฅูู„ูŽูŠู’ูƒูŽ ูˆูŽุฃูŽู†ูŽุง ุฃูŽูˆู‘ูŽู„ู ุงู„ู’ู…ูุคู’ู…ูู†ููŠู†ูŽ QS. Al Aโ€™raf 143 "Dan tatkala Musa datang untuk munajat dengan kami pada waktu yang Telah kami tentukan dan Tuhan Telah berfirman langsung kepadanya, berkatalah Musa "Ya Tuhanku, nampakkanlah diri Engkau kepadaku agar Aku dapat melihat kepada Engkau". Tuhan berfirman "Kamu sekali-kali tidak sanggup melihat-Ku, tapi Lihatlah ke bukit itu, Maka jika ia tetap di tempatnya sebagai sediakala niscaya kamu dapat melihat-Ku". Tatkala Tuhannya menampakkan diri kepada gunung itu*[2], dijadikannya gunung itu hancur luluh dan Musa pun jatuh pingsan. Maka setelah Musa sadar kembali, dia berkata "Maha Suci Engkau, Aku bertaubat kepada Engkau dan Aku orang yang pertama-tama beriman". QS. Al-A'raf 143*[2] para Mufassirin ada yang mengartikan yang nampak oleh gunung itu ialah kebesaran dan kekuasaan Allah, dan ada pula yang menafsirkan bahwa yang nampak itu hanyalah cahaya Allah. Bagaimanapun juga nampaknya Tuhan itu bukanlah nampak makhluk, hanyalah nampak yang sesuai sifat-sifat Tuhan yang tidak dapat diukur dengan ukuran manusia. Jadi hati yang lemah seperti ini kalau ada tajalli maka akan jatuh pingsan. Kita memiliki dan diberi mahabbah sangat sedikit tapi kalau sudah sampai pada derajat wahdatis Syuhud maka semua akan dilupakan sehingga terkadang dia melupakan syari'at. Dia akan seperti orang yang gila bahkan memang benar-benar gila sehingga dia tidak kewajiban shalat dan ibadah lain. Dia tidak sadar dengan apa yang dilakukan. Lalu apa tugas mereka sebagai wali Allah swt dan apa faedahnya? Memang mereka tidak ditugaskan untuk amar ma'ruf oleh Allah tapi mereka memiliki tugas yang tidak bisa dilihat mata namun atsarnya akan kelihatan. Sebagaimana dijelaskan dalam hadits ุญูŽุฏู‘ูŽุซูŽู†ูŽุง ุฃูŽุจููˆ ุงู„ู’ู…ูุบููŠุฑูŽุฉู ุญูŽุฏู‘ูŽุซูŽู†ูŽุง ุตูŽูู’ูˆูŽุงู†ู ุญูŽุฏู‘ูŽุซูŽู†ููŠ ุดูุฑูŽูŠู’ุญูŒ ูŠูŽุนู’ู†ููŠ ุงุจู’ู†ูŽ ุนูุจูŽูŠู’ุฏู ู‚ูŽุงู„ูŽุฐููƒูุฑูŽ ุฃูŽู‡ู’ู„ู ุงู„ุดู‘ูŽุงู…ู ุนูู†ู’ุฏูŽ ุนูŽู„ููŠู‘ู ุจู’ู†ู ุฃูŽุจููŠ ุทูŽุงู„ูุจู ุฑูŽุถููŠูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุนูŽู†ู’ู‡ู ูˆูŽู‡ููˆูŽ ุจูุงู„ู’ุนูุฑูŽุงู‚ู ููŽู‚ูŽุงู„ููˆุง ุงู„ู’ุนูŽู†ู’ู‡ูู…ู’ ูŠูŽุง ุฃูŽู…ููŠุฑูŽ ุงู„ู’ู…ูุคู’ู…ูู†ููŠู†ูŽ ู‚ูŽุงู„ูŽ ู„ูŽุง ุฅูู†ู‘ููŠ ุณูŽู…ูุนู’ุชู ุฑูŽุณููˆู„ูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ูŠูŽู‚ููˆู„ู ุงู„ู’ุฃูŽุจู’ุฏูŽุงู„ู ูŠูŽูƒููˆู†ููˆู†ูŽ ุจูุงู„ุดู‘ูŽุงู…ู ูˆูŽู‡ูู…ู’ ุฃูŽุฑู’ุจูŽุนููˆู†ูŽ ุฑูŽุฌูู„ู‹ุง ูƒูู„ู‘ูŽู…ูŽุง ู…ูŽุงุชูŽ ุฑูŽุฌูู„ูŒ ุฃูŽุจู’ุฏูŽู„ูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ู…ูŽูƒูŽุงู†ูŽู‡ู ุฑูŽุฌูู„ู‹ุง ูŠูุณู’ู‚ูŽู‰ ุจูู‡ูู…ู’ ุงู„ู’ุบูŽูŠู’ุซู ูˆูŽูŠูู†ู’ุชูŽุตูŽุฑู ุจูู‡ูู…ู’ ุนูŽู„ูŽู‰ ุงู„ู’ุฃูŽุนู’ุฏูŽุงุกู ูˆูŽูŠูุตู’ุฑูŽูู ุนูŽู†ู’ ุฃูŽู‡ู’ู„ู ุงู„ุดู‘ูŽุงู…ู ุจูู‡ูู…ู’ ุงู„ู’ุนูŽุฐูŽุงุจูArtinya "Suatu ketika Ahli syam disebut-disebut di hadapan Sayyidina Ali ketika beliau di Irak lalu penduduk Irak berkata laknatlah mereka wahai amirul mukminin. Sayyidina Ali menjawab tidak, saya pernah mendengar Rasulullah saw bersabda wali abdal itu berada di syam, mereka ada 40 orang, ketika satu orang meninggal maka Allah mengganti tempatnya dengan orang lain. Karena merekalah penduduk syam diberi hujan, karena mereka penduduk syam ditolong dari musuh dan karena mereka penduduk syam dihindarkan dari siksa" ุญูŽุฏู‘ูŽุซูŽู†ูŽุง ุฃูŽุจููˆ ุฒูุฑู’ุนูŽุฉูŽ ุนูŽุจู’ุฏู ุงู„ุฑู‘ูŽุญู’ู…ูŽู†ู ุจู† ุนูŽู…ู’ุฑููˆ ุงู„ุฏู‘ูู…ูŽุดู’ู‚ููŠู‘ูุŒ ุญูŽุฏู‘ูŽุซูŽู†ูŽุง ู…ูุญูŽู…ู‘ูŽุฏู ุจู† ุงู„ู’ู…ูุจูŽุงุฑูŽูƒู ุงู„ุตู‘ููˆุฑููŠู‘ูุŒ ุญูŽุฏู‘ูŽุซูŽู†ูŽุง ุนูŽู…ู’ุฑููˆ ุจู† ูˆูŽุงู‚ูุฏูุŒ ุนูŽู†ู’ ูŠูŽุฒููŠุฏูŽ ุจู† ุฃูŽุจููŠ ู…ูŽุงู„ููƒูุŒ ุนูŽู†ู’ ุดูŽู‡ู’ุฑู ุจู† ุญูŽูˆู’ุดูŽุจูุŒ ู‚ูŽุงู„ูŽ ู„ูŽู…ู‘ูŽุง ููุชูุญูŽุชู’ ู…ูุตู’ุฑูุŒ ุณูŽุจู‘ููˆุง ุฃูŽู‡ู’ู„ูŽ ุงู„ุดู‘ูŽุงู…ูุŒ ููŽุฃูŽุฎู’ุฑูŽุฌูŽ ุนูŽูˆู’ูู ุจู† ู…ูŽุงู„ููƒู ุฑูŽุฃู’ุณูŽู‡ู ู…ูู†ู’ ุชูุฑู’ุณูุŒ ุซูู…ู‘ูŽ ู‚ูŽุงู„ูŽ ูŠูŽุง ุฃูŽู‡ู’ู„ูŽ ู…ูุตู’ุฑูŽ , ุฃูŽู†ูŽุง ุนูŽูˆู’ูู ุจู† ู…ูŽุงู„ููƒูุŒ ู„ุง ุชูŽุณูุจู‘ููˆุง ุฃูŽู‡ู’ู„ูŽ ุงู„ุดู‘ูŽุงู…ู ููŽุฅูู†ู‘ููŠ ุณูŽู…ูุนู’ุชู ุฑูŽุณููˆู„ูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽุŒ ูŠูŽู‚ููˆู„ู"ูููŠู‡ูู…ู ุงู„ุฃูŽุจู’ุฏูŽุงู„ูุŒ ูˆูŽุจูู‡ูู…ู’ ุชูู†ู’ุตูŽุฑููˆู†ูŽุŒ ูˆูŽุจูู‡ูู…ู’ ุชูุฑู’ุฒูŽู‚ููˆู†ูŽ".Artinya "Ketika negara Mesir dikuasai Islam, penduduknya mencaci maki ahli syam, lalu Auf bin Malik mengeluarkan kepalanya dari perisainya dan berkata wahai penduduk Mesir saya adalah Auf bin Malik, janganlah kalian mencaci maki ahli syam karena saya pernah mendengar Rasulullah saw bersabda dalam ahli syam ada wali abdal. Karena merekalah ahli syam ditolong dan karena merekalah ahli syam diberi rizki" Dalam Hadits lainArtinya "Nabi Muhammad saw pernah bersabda banyak orang yang amburadul rambutnya, berdebu, dan hanya memiliki dua pakaian yang rusak, namun jika mereka bersumpah dengan nama Allah maka Allah pasti akan meluluskan sumpah tersebut" Jadi tugas mereka tidak kelihatan tapi berkahnya sangat besar bagi manusia. Lalu kenapa Allah menjadikan dua hamba yang berbeda? memang sunatullah dalam menciptakan sesuatu ada yang bervariasi sehingga tidak monoton. Kalau diciptakan seperti kelompok yang pertama maka semua akan amar maโ€™ruf tapi tidak ada yang bisa menjadikan bumi tenang dan kalau hanya yang seperti kelompok kedua maka tidak akan ada amar maโ€™ruf. Ada orang ziarah pada Syekh Ramdhan. Orang ini seperti orang yang gila namun dia dimuliakan oleh Syekh Ramdhan. Ketika ingin pulang Syekh Ramdhan meminta doa agar Allah memuliakannya sebagaimana orang tersebut. Lalu orang tersebut berkata "Kalau kamu seperti saya nanti siapa yang mengurusi masyarakat". Lalu dengan cerita ini apakah bisa menunjukan bahwa kelompok yang kedua lebih mulia dari pada kelompok yang pertama. Tidak, karena ini semua hanyalah ciptaan dan sunnah Allah. Pada zaman nabi beliau pernah berpesan pada sahabat Umar agar beliau minta doa pada Uwais Al-Qarany. Lalu bagaimana sikap kita menghadapi dua hamba tersebut?. Hikmah Allah memang sangat besar. Seandainya Allah memperlihatkan walinya maka semua yang tidak menjadi wali pasti akan terlihat jelek, oleh karena itu Allah menutupinya. Dari sini kita harus selalu berkhusnudzon, jangan-jangan orang yang kelihatan jelek adalah wali Allah sehingga kita harus memuliakannya. Lebih baik kita tunduk kepada orang walaupun sebenarnya dia tidak mulia daripada kita sombong pada orang yang benar-benar mulia. Semua hamba tersebut baik kelompok pertama maupun kedua dibantu oleh Allah swt sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur'an ูƒูู„ู‘ู‹ุง ู†ูู…ูุฏู‘ู ู‡ูŽุคูู„ูŽุงุกู ูˆูŽู‡ูŽุคูู„ูŽุงุกู ู…ูู†ู’ ุนูŽุทูŽุงุกู ุฑูŽุจู‘ููƒูŽ ูˆูŽู…ูŽุง ูƒูŽุงู†ูŽ ุนูŽุทูŽุงุกู ุฑูŽุจู‘ููƒูŽ ู…ูŽุญู’ุธููˆุฑู‹ุง QS. Al Israโ€™ 20Artinya Kepada masing-masing golongan baik golongan ini maupun golongan itu kami berikan bantuan dari kemurahan Tuhanmu. Dan kemurahan Tuhanmu tidak dapat dihalangi. QS. Al-Isra' 20

jadzab menurut al hikam